Follow us:

Berquran dengan Metode Allah

Dalam Hadits Riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda :
“Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq”, aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq.

Akhlaq merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Akhlaq memiliki akar kata yang sama dengan kata makhluk (yang diciptakan) dan khaliq (yang menciptakan). Menyempurnakan akhlaq berarti memperbaiki hubungan makhluk dengan sang Khaliq. Pada saat manusia mengamalkan setiap ayat secara kronologis turunnya wahyu maka terjadilah proses pembentukan akhlaqul karimah (akhlaq mulia). Hal ini juga dilakukan Rasul selama 23 tahun dengan bimbingan wahyu dari Allah, yaitu Al Quran.

“Dan orang-orang kafir berkata, Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus? Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar).” QS. Al-Furqan (25): 32

Pembentukkan akhlaqul karimah membutuhkan keteguhan hati dengan mendasarkan pada bimbingan Allah secara perlahan dan benar. Akhlaqul Karimah diawali dengan pembentukan karakter shiddiq, yaitu membenarkan Al Quran sebagai regulasi, aturan dan panduan hidup manusia yang datangnya dari Allah.

Kalau kita yakin Al Quran adalah kebenaran yang datangnya dari Allah maka Al Quran akan menjadi urusan dan prioritas. Disinilah karakter amanah mulai terbentuk karena dapat dipercaya untuk mengemban amanah berupa kebenaran yang ada di Al Quran. Kemudian amanah ini akan disampaikan sebagai kebenaran (tabligh) yang datangnya dari Allah meskipun hanya satu ayat.
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari).
Al Quran adalah bacaan yang dikomunikasikan. Dengan semakin sering melakukan tabligh maka Allah akan mencerdaskan setiap proses komunikasi yang dilakukan. Tidak terbantahkan, pada saat menyampaikan kebenaran, ujian akan datang silih berganti. Dapat berupa penolakan, pengolokan, pembangkangan ataupun pendustaan. Dibutuhkan kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional untuk mengatasinya dengan tujuan menegakkan aturan Allah.
Penyempurnaan akhlaq menjadi akhlaqul karimah tidak bisa instan, butuh waktu yang panjang. Tidak ada kesempurnaan tanpa sebuah proses. Akhlaqul karimah hanya akan terbentuk dengan menguswah, mencotoh Rasul dalam perjalanan 23 tahun menyampaikan wahyu dari Allah secara bertahap, sistematis dan benar. (**)

AR/005/A/RE/VI/2021

Share This:

Leave a Reply to Ahmad Umar Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright 2021 All Rights Reserved