Dalam keseharian, manusia tidak bisa lepas dari cahaya. Semua aktivitas hidup memerlukan cahaya sebagai penerangan. Salah satu sifat cahaya adalah merambat lurus jika melewati satu medium perantara. Saat kita menyalakan lampu senter, maka lampu senter tersebut akan mengarah lurus sama halnya pada sinar laser. Pada senjata yang dilengkapi dengan sinar laser merah, sinar laser mengarah lurus tepat pada sasaran yang dituju sehingga peluru tidak akan meleset darinya. Artinya, sinar cahaya bila kita ikuti akan memberikan arah yang lurus, tidak akan pernah berbelok, dan akan sampai pada tujuan yang dituju.
Salah satu nama lain Al-Qur’an adalah An-Nuur. An-Nuur dapat diartikan sebagai sesuatu yang nyata (dengan terang dan jelas), menampakkan segala sesuatu dengan kejelasan. Cahaya secara esensial bermakna tersingkap, nampak dan tiada sesuatu yang lain yang menampakkannya, oleh karena itu cahaya adalah “nyata dan terang dengan sendirinya dan menerangi yang lain”.
Cahaya yang nyata adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW yang paling utama, yaitu Al-Qur’an. Disebut cahaya karena menjelaskan hukum-hukum syariat dengan terang, menjadi petunjuk bagi manusia menuju jalan yang lurus. Al-Qur’an adalah cahaya yang nyata terang benderang laksana mentari. Sesuai dengan firman Allah swt pada QS An-Nisa (4) : 174 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَكُم بُرْهَٰنٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (AlQuran)” .
Al-Qur’an sebagai kebenaran yang datangnya dari Allah SWT, merupakan cahaya (nur) yang memberikan petunjuk bagi manusia agar tidak tersesat. Hal ini sejalan dengan Sabda Nabi SAW, ”Telah aku tinggalkan kepadamu dua perkara dan tidak akan tersesat kalian selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yakni Kitabullah (Alquran) dan sunnah Rasulullah.” Hadis ini menjelaskan betapa pentingnya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia agar tidak tersesat dalam mengarungi kehidupan di dunia. Untuk memahami kandungannya diperlukan Sunnah Rasul, yaitu kebiasaan, peristiwa, perkataan dan persetujuan Rasul ketika mengamalkan AlQuran.
Al-Qur’an sebagai cahaya adalah sumber iman, tauhid, ilmu, petunjuk, jalan lurus, dan ketaatan. Di dalamnya, Allah SWT menunjukkan hambaNya jalan kebenaran yaitu jalan yang lurus jalan yang di ridhaiNya, bukan jalan yang sesat.
يَهْدِى بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَٰمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذْنِهِۦ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” QS Al -Maidah (5):16.
(YM/0001/A/RE/IV/21)