Follow us:

Ber-Qur’an, Sulitkah?

Menjalani hidup di dunia tidak lepas dari hal-hal indah dan memukau. Membuat kebanyakan kita terpana, bahkan ingin memilikinya. Tetapi, apakah keindahan ini dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidup? Apakah dengannya kita bisa lebih cepat sampai tujuan? Atau sebaliknya, membuat kita terhambat, bahkan tidak akan pernah menggapainya?

Apa sebetulnya tujuan hidup ini?

Dalam Al-Quran surat Az-Zariyat (51) ayat 56, Allah SWT berkata:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

Mengabdi pada Allah SWT berarti melepaskan segala keterikatan dan penghambaan kepada hal lainnya di dunia. Bila salah mengartikan, seseorang akan berpikir hidupnya sangat dibatasi oleh banyak peraturan. Lalu, kecemasan ini diikuti dengan perasaan tidak nyaman dan sulitnya hidup dengan banyak keterbatasan. Bila akhirat adalah tujuan dari perjalanan di dunia, maka mengabdi hanya kepada Allah SWT akan membebaskan keterikatan manusia dari penghambaan kepada hal lainnya, dan kecemasan terjadi.

Perjalanan menuju akhirat ibarat kita memasuki tempat perbelanjaan untuk membeli minuman. Sebelum meminumnya tentulah kita harus membayarnya dulu di kasir. Tetapi dalam perjalanan menuju kasir, kita bisa tergoda oleh barang-barang lain. Semakin banyak hal lain yang menarik, semakin berat beban yang kita bawa. Akhirnya semakin memperlambat kaki kita menuju kasir. Bila kita tidak bisa menahan keinginan untuk memiliki banyak hal lain, bisa jadi kita tidak akan berakhir dengan membeli minuman tersebut. Demikian pula dengan akhirat, bila kita terlena oleh dunia.

Lalu bagaimana cara hidup di dunia tanpa terlena olehnya?

Bila rasa cinta dunia begitu besar, inilah awal permasalahan qalbu manusia. Dunia adalah tempat melakukan perjalanan dan menyiapkan bekal untuk hidup di akhirat nanti. Lalu bagaimana agar tempat sementara ini tidak masuk dan melekat ke dalam kehidupan kita sehingga menghambat persiapan bekal akhirat kita? Genggamlah dunia hanya di tanganmu, bukan di qalbumu. Dengannya kita bisa selalu mempunyai hubungan yang kuat dengan Allah SWT, bukan kepada ciptaanNya. Bagaimana caranya mempunyai hubungan yang kuat dengan Allah SWT?  Tentunya diawali dengan beriman dan mempelajari perkataan-perkataanNya yang tertulis di dalam Al-Quran.

Sulitkah mempelajari Al-Quran?

Allah SWT menyebutkan dalam Al-Ahzaab (33) ayat 21:

“Sungguh pada diri Rasulullah itu terdapat teladan yang baik bagi kamu, bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan hari kemudian dan banyak mengingat Allah”

 

Di ayat ini, jelas dinyatakan bahwa Rasulullah SAW adalah teladan terbaik, karena beliau mengamalkan isi Al-Quran dalam kehidupannya (The Living Quran). Kita tidak bisa menghindari dunia, karena di dunialah tempat kita mempersiapkan kehidupan akhirat. Menghadapinya dengan petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT melalui RasulNya adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Dengannya, kita berada pada jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang istiqomah terhadap perkataaan-perkataan Allah SWT.

DD/0003/A/RE/IV/21

Share This:

Leave Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright 2021 All Rights Reserved